Selasa, 02 April 2013

kajian Pra Nikah part I at PP takwinul Mubalighin, 1 Agustus 2011


Assalamu’alaykum
Hari pertama shaum Romadhon saya langsung diajak datang kajian+iftor, kajiannya kajian Pra Nikah pula. Nah sekedar share tentang kajian Pra Nikah di PP Takwinul Mubalighin tersebut oleh Ust. Didik Purwodarsono, berhubung masih pengantar, maka materi ini masih terbilang “aman” untuk segala umur. Tidak hanya bagi yang siap dan “akan” saja, namun yang merasa manusia normal dan ingin mengetahui ilmu jauh2 hari pun berhak untuk mendapatkannya. Semoga Alloh senantiasa menaungi kita dengan Rahmat-Nya, aamiin..
Materi diawali dengan sebuah sindiran,”Sudah seberapa jauhkah antum mempersiapkan pernikahan?”. Spontan tak satu pun menjawab, karena memang hampir semua datang dengan modal 0 besar. Sepintas saya ingat sindiran Murobbi,”Apakah antum sudah hafal dan menguasai doa2 dan adab2 pernikahan, atau doa2 dan rukun2 haji?” Maka kami semua jawab belum. Lalu keluarlah kata2 itu,”Bagaimana mungkin Alloh Azza wa Jalla memberi jalan pernikahan atau haji bagi hamba-Nya apabila si hamba tidak menyiapkan apapun dari pernikahan atau haji tersebut?” So, apa salahnya belajar dari sekarang?
Baru kemudian Ust.Didik melanjutkan dengan pertanyaan, kan di setiap undangan walimahan hampir pasti ada doa supaya pasangan menjadi keluarga yang sakinah mawaddah rohmah dan barokah, apa perbedaannya? Apakah sudah benar2 dimengerti? Tidak usah malu, saya pun awalnya masih menganggap keempatnya mirip, kalaupun ada perbedaan pasti gak jauh2 amat. Namun secara definitif ternyata sangat jauh berbeda satu sama lain. Berikut penjelasannya.
1.      Sakinah
-          Berarti stabil dan dinamis.
Keluarga yang tidak sakinah adalah yang stabil namun tidak dinamis. Contoh : keluarganya aman tenteram, tapi tiap hari makan lauknya cuman telur rebus, selama 1 tahun aja siapa coba yang tahan? Selain itu, keluarga yang tidak sakinah juga adalah yang dinamis namun tidak stabil. Contohnya bisa dikira2 sendiri :D
-          Harus terpenuhi juga yang namanya harmonis dan romantis. Sehingga sebelum pernikahan sudah harus clear yang namanya visi dan tujuan. Tidak mungkin suatu tujuan keluarga dibentuk setelah pernikahan diselenggarakan. Sebagai perumpamaan, sebuah keluarga punya mobil bagus, semua udah menyiapkan bekal lalala, semua sudah naik mobilnya, tapi baru rapat mau kemana setelah mobil distarter, kira2 apa yang terjadi?
-          Untuk memperjelas bentuk/model keluarga sakinah ini, Al-Qur’an mendifinisikan terlebih dahulu 4 model keluarga yang pernah ada di muka bumi.
1.      Yang pertama adalah keluarga 2 Rasul termasyhur kita, Nabi Muhammad Solallohu’alaihi wa Sallam dan Nabi Ibrahim Alaihissalam. Keduanya menciptakan pasangan dimana suami dan istri memiliki visi dan tujuan yang sama, yakni surga.
2.      Model kedua adalah keluarga Nabi Nuh Alaihissalam dan Nabi Luth Alaihissalam, dimana si suami menginginkan surga, tapi si istri tidak mengikutinya
3.      Model ketiga adalah keluarga Fir’aun, dimana istri menginginkan surga, namun suami justru menuju neraka.
4.      Model keempat adalah keluarga Abu Lahab, dimana suami istri memiliki kesamaan tujuan, memerangi Rasulullah Solallohu’alaihi wa Sallam yang itu berarti neraka tempatnya.
Nah, dari keempat model ini, mana yang sakinah? Tentu jawabannya adalah model pertama. Model keempat juga memiliki visi dan tujuan sama lo, tapi karena menuju kepada keburukan, maka tidak dapat dimasukkan ke golongan keluarga sakinah.

Beliau juga memberi perumpaan keluarga dalam 4 golongan burung, yaitu merpati, ayam, burung puyuh, dan bebek.
1.      Merpati, adalah jenis burung paling setia, prinsipnya sederhana : senang harus dibagi, susah ditanggung bersama. Merpati jantan tidak akan “memperkosa” merpati betina walopun sudah menikah, keduanya saling pengertian. Merpati jantan juga ikut mengerami telur dan menyuapi bayinya yang sudah menetas dari telur.
2.      Ayam, adalah hewan yang tergolong “hina”. Mereka tidak mengenal kesetiaan apalagi pernikahan. Ayam jantan pecicilan, ayam betina pencilakan. Maksudnya, ayam jantan kalo ketemu betina pasti “dikejar”. Parahnya, ayam betina tidak selalu kabur saat dikejar, kalo si ayam jantan dianggap menarik, betina pun akan “menyambut” dengan mudahnya.
3.      Burung puyuh, tergolong jenis burung yang tidak adil. Si jantan menghamili, setelah si telur menetas, betina lah yang mencari nafkah untuk keluarga. Sementara si jantan cuma santai2 saja di rumah.
4.      Bebek, ah entah ini dihitung hina atau tidak. Ketika betina bertelur, bebek tidak peduli dengannya. Mau jadi telur asin ato jadi martabak, bebek tidak akan peduli, sedikitpun.
Nah, sebagai manusia normal kita pilih yang mana? Pasti pilih burung golongan pertama. Sayangnya, di belahan bumi lain sana, jenis burung golongan 4 sedang jadi trend, na’udzubillahi min dzaalik…

Bersambung ya, agak capek ngetiknya e, biar yang baca juga istirahat dulu. Penggalan materi berikutnya adalah mawaddah, rohmah, dan barokah, yang mana merupakan inti dari bekal untuk pertemuan pertama ini. So, don’t miss it!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar